Menghilangkan Kebiasaan Mengomentari Kehidupan Orang Lain Pada Kultum Di Pengadilan Agama Buntok
PA. Buntok – (Rabu, 05 Mei 2021) Ramadhan ke 23
Dengan memanfaatkan sela waktu persidangan (skorsing) seluruh Aparatur Pengadilan Agama Buntok dimulai dari Ketua, Hakim, Panitera, Sekretaris serta seluruh Pegawai Pengadilan Agama Buntok sampai PPNPN melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.
Selepas sholat dzuhur dilanjutkan dengan kegiatan kultum (kuliah tujuh menit) yang pada kesempatan kali ini Narasumber diisi oleh AIDA MOURITA, A.Md (CPNS) dan Moderator Hidayati (PPNPN) dalam kesempatan itu meyempakan Tema “MENGHILANGKAN KEBIASAAN MENGOMENTARI HIDUP ORANG LAIN”
Dewasa ini, media social menjadi sarana yang cukup diminati untuk menjalin komunikasi, baik itu dengan orang yang kita kenal maupun dengan orang yang tidak kita kenal. Di media social, seseorang dapat dengan mudah menyampaikan suatu pendapatnya tanpa harus merasa perlu mempertanggung jawabkan setiap ucapan yang ia sampaikan melalui cuitannya, ditambah lagi dengan adanya kemudahan untuk menyembunyikan identitas pengguna dapat menyebabkan seseorang lebih leluasa lagi untuk menguatarakan pendapatnya.
Namun, beberapa orang kurang menyadari, bahwa dari seringnya bermain media social, tanpa sadar dapat menumbuhkan suatu sifat yang kurang terpuji, yaitu sifat mengomentari hidup orang lain. Dalam hal ini, komentar yang dimaksud adalah komentar yang kurang menyenangkan, yang bermaksud menjatuhkan dan bahkan mempermalukan seseorang. Hal tersebut jika dibiarkan, akan menjadi suatu kebiasaan buruk yang dapat terbawa hingga di kehidupan nyata.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika kita belajar untuk menahan diri agar tidak dengan mudah mengomentari hidup orang lain. Sebab saat melakukan hal tersebut, tanpa sadar kita telah melakukan banyak kesalahan.
Komentar yang dengan asal saja kita ucapkan dapat memicu terjadinya salah paham, sakit hati bahkan dendam pada seseorang yang kita komentari hidupnya. Padahal kita tidak tahu, apa yang membuat orang tersebut bertindak suatu hal yang mungkin dimata kita berbeda dari manusia pada umumnya. Sehingga alangkah baiknya sebelum kita melontarkan suatu komentar, kita cari tahu terlebih dahulu alasan seseorang berbuat seperti itu.
Saat kita asal mengucapkan komentar pun, kita tanpa sadar, tidak memikirkan perasaan orang tersebut. Apakah orang tersebut dapat menerima komentar kita dengan baik dan menganggap itu sebagai kritik yang bersifat membangun atau hanya sebuah candaan belaka, atau justru sebaliknya. Kita hanya menambah beban pikiran orang tersebut dengan ucapan kita.
Selain itu, berkomentar dengan asal juga berarti kita tidak bisa menghargai dan menghormati pilihan hidup yang seseorang pilih untuk hidupnya. Setiap orang memiliki standar idealnya masing-masing. Kita tentu saja tidak berhak memaksa orang tertentu untuk hidup seperti kita atau dengan cara yang kita anggap benar. Karena benar menurut kita, belum tentu benar menurut orang tersebut.
Kita pun juga kadang lupa untuk berkaca diri sebelum mengomentari hidup orang lain. Apakah hidup kita sudah lebih baik dari orang tersebut atau justru sebaliknya. Karena bisa jadi, orang yang kita komentari atau kita cela hidupnya, dia jauh lebih baik, jauh lebih mulia dan jauh lebih terhormat dimata Allah SWT ketimbang kita.
Selain itu, mengomentari orang di depan banyak orang, seperti misalnya menulis komentar pada postingan seseorang dengan konteks yang negative jelas akan sangat mengganggu hidup orang lain. Karena tidak semua orang suka diberi komentar atau mungkin diberi teguran didepan umum. Akan lebih baik jika hal tersebut disampaikan hanya melalui privat message, atau jika dikehidupan nyata, sampaikanlah secara pribadi dimana hanya ada kita dan orang yang akan kita tegur. Karena sesungguhnya, menegur tidak perlu orang lain tahu. Tapi menjaga perasaan dan kesalahan orang lain, itu yang perlu.
Di akhir Kultumnya juga menyampaikan resep khusus untuk menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. 1. Jamu 2. Jati 3. Kendi begitulah nama resep yang diberikan. Narasumber kemudian menjabarkan apa itu Jamu Jati dan Kendi.
1. Jamu adalah singkatan dari jaga mulut, jagalah mulut dari segala perbuatan yang mengurangi pahala bahkan membatalkan puasa.
2. Jati adalah singkatan dari Jaga Hati, jaga pula hati dari segala sesuatu yang bisa membuat ibadah puasa kita menjadi sia-sia. Dan yang terakhir
3. kendi adalah singkatan dari kendalikan diri, karena dengan pengendalian diri insyaallah kita bisa mencegah diri kita untuk tidak berbuat sesuatu yang dilarang oleh Allah S.W.T yang berkibat pada hilangnya pahala puasa kita.
“Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua dan bagi saya pribadi khususnya, dan kita dapat meningkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan Ihklas, dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya”. Tutup beliau.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1442 H
Kultum berjalan lancar dan ditutup dengan mengucap Hamdalah.
Terima Kasih Atas Informasinya